IQNA

Muammar Zainal Asyikin; Qari Legendaris Alquran di Indonesia

14:08 - April 08, 2021
Berita ID: 3475213
TEHERAN (IQNA) - Muammar Zainal Asyikin, seorang qari dan guru Alquran Indonesia, memiliki suara pengajian yang bagus dan telah unggul dalam kompetisi-kompetisi Alquran domestik dan internasional serta memenangkan peringkat-peringkat teratas.

IQNA melaporkan, Haji Muammar Zainal Asyikin lahir pada 14 Juni 1954 di Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia, dikenal sebagai qari Alquran legendaris karena suaranya yang bagus dalam mengaji.

Kyai Haji, Hafiz dan Ustad adalah gelar dari qari Indonesia ini, dan H. Zainal Asyikin dan Hj. Mu'minatul Afifah adalah orang tuanya.

Menurut konsulat kebudayaan Iran di Indonesia, qari dan hafiz Alquran senior ini dikenal secara nasional dan internasional, dan pada tahun 1980-an ia menjadi salah satu qari terbaik di Indonesia di dalam dan di luar negeri.

Bakatnya ditemukan pada usia 7 tahun saat ia mengikuti lomba mengaji di Pemalang, Jawa Tengah pada tahun 1962 dan menjadi pemenangnya. H. Muammar dikenal secara internasional karena kemampuannya menahan nafas saat mentilawah.

Pendidikan

Selepas sekolah dasar, Muammar melanjutkan pendidikannya di Kendal, Jawa Tengah, kemudian belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama masa kuliah, ia terus berkarya di dunia tilawah Alquran. Pada tahun 1967, ia menjadi juara pertama lomba Alquran di Provinsi Yogjakarta. Setelah itu, ia selalu mengikuti lomba-lomba yang mewakili Yogjakarta.

Muammar pindah dari Yogjakarta ke Jakarta untuk melanjutkan studinya di Universitas Ilmu Quran (PTIQ).

Pada tahun 2002, ia mendirikan pesantren Alquran bernama Ummul Qura di Tangerang untuk melatih para qari muda di tingkat internasional sejak usia dini.

Keberhasilan-Keberhasilan Internasional

Tak terhitung banyaknya keberhasilan dalam dunia tilawah Alquran, termasuk menjadi orang pertama pada tahun 1967 se-Provinsi Yogjakarta. Selain itu, tiga kali berturut-turut (1967, 1972, 1973) menjadi juara I Lomba Quran Nasional atas nama Provinsi Yogjakarta. Pada 1979 dan 1986, ia menyabet peringkat teratas dalam musabaqoh Alquran internasional.

Karena berbagai keberhasilannya, ia kerap diundang ke berbagai belahan dunia. Misalnya, ia diundang untuk mengaji di Istana Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei), Istana Malaysia dan negara-negara Arab, pada tahun 2009 ke Pakistan dan pada tahun 2004 ke Turki untuk mengaji. (hry)

3962755

captcha